PENERAPAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN IPS TENTANG PENGARUH CUACA TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA


PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Konstruktivisime merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam minda manusia. Unsur-unsur konstruktivisme telah lama dipraktikkan dalam kaedah pengajaran dan pembelajaran di peringkat sekolah, maktab dan universiti tetapi tidak begitu ketara dan tidak ditekankan.

Menurut paham dari aliran konstruktivisme, ilmu pengetahuan sekolah tidak boleh dipindahkan dari guru kepada siswa/anak didik dalam bentuk yang serba sempurna. Murid perlu diberi binaan tentang pengetahuan menurut pengalaman masing – masing.

Pembelajaran dalam konteks Konstruktivisme merupakan hasil dari usaha murid itu sendiri dan guru tidak boleh belajar untuk murid sesuai dengan prinsip Student centered bukan teacher centered. Blok binaan asas bagi ilmu pengetahuan sekolah ialah satu skema yaitu suatu aktifitas mental yang digunakan oleh murid sebagai bahan mentah bagi proses renungan dan pengabstrakan dalam proses pemikiran anak. Pikiran murid tidak akan menghadapi suatu realitas yang berwujud secara terasing dalam lingkungan sekitar.

Kenyataan yang diketahui murid adalah realitas yang dia bina sendiri. Murid sebenarnya telah mempunyai satu set ide dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif terhadap kelanjutan pola pengetahuan dan pemikiran mereka.

Untuk membantu murid membina konsep atau pengetahuan baru, guru harus mengambil kira struktur kognitif yang sedia ada pada mereka. Apabila istilah baru telah disesuaikan dan diserap untuk dijadikan sebagian dari pegangan kuat mereka, barulah kerangka baru tentang sesuatu bentuk ilmu pengetahuan dapat dibina. Hal inilah yang biasa dinamakan dengan konstruktivisme.

TEORI BELAJAR KONTRUKTIVISME

A. BEBERAPA TEORI BELAJAR YANG TERKAIT DALAM RUANG LINGKUP TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Teori belajar pada dasarnya berupa suatu pemaparan tentang bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses dalam system kerja otak (alam pikir) si anak sebagai objek didik. Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih menignkatkan perolehan siswa dalam hasil belajarnya sehingga pentingnya informasi akan menambah ilmu pada anak secara signifikan.

Beberapa teori yang berkaitan dengan teori belajar Konstruktivisme, akan dipaparkan antara lain sebagai berikut :

1. Teori Belajar Konstruktivisme

Teori – teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pembelajaran konstruktivisme. Ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan – aturan lama dan merevisinya bila aturan tersebut tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar – benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus benar – benar bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide – ide. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori pemrosesan inormasi, dan teori psikologi kognitif lainnya, seperti teorinya Bruner.

Menurut teori ini, satu prinsip yang mendasar adalah guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, namun siswa juga harus berperan aktif membangun sendiri pengetahuan di dalam memorinya. Dalam hal ini, guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan membri kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide – ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan siswa anak tangga yang membawasiswa ke tingkat pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang mereka tulis dengan bahasa dan kata – kata mereka sendiri.

2. Teori Perkembangan Kognitif Piaget

Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan dari tindakan, Piaget yakin bahwa pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan.

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak didik secara aktif membangun system makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman dan interaksi mereka.

Menurut Piaget tiap – tiap individu mengalami 4 fase perkembangan kognitif antara lain,

· Tahap sensorimotor (0 – 2 tahun), mempunyai ciri pada terbentuknya konsep kepermanenan objek dan kemajuan gradual dari perilaku refleksif ke perilaku yang mengarah ada suatu tujuan.

· Praoperasional (2 – 7 tahun), perkembangan pada kemampuan menggunakan symbol untuk menyatakan objek – objek dunia. Dalam masa ini pemikiran masih bevrsifat egosentris dan sentrasi.

· Operasi konkret (7 – 11 tahun), perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Kemampuan – kemampuan baru termasuk penggunaan operasi – operasi yang dapat-balik. Pemikiran tidak lagi egosentris dan sentrasi, dan pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh keegosentrian.

· Operasional formal (11 – dewasa), pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan.

3. Teori Pemrosesan Informasi

Teori ini menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Peristiwa mental diuraikan sebagai transformasi – transformasi informasi dari input (stimulus) ke output (respon). Model pemrosesan informasi dapat digambarkan sebagai kumpulan kotak – kotak yang dihubungkan dengan garis – garis. Kotak itu menggambarkan fungsi / keadaan system, dan garis menggambarkan transformasi yang terjadi dari suatu keadaan ke keadaan lain.

4. Teori Pembelajaran Sosial Vygotsky

Vygotsky berpendapat tidak jauh dengan Piaget, bahwa tiap siswa membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pemikiran dan kegiatan siswa itu sendiri melalui bahasa.

Teori Vygotsky lebih menekankan pada aspek social dari pembelajaran. Menurutnya, proses pembelajaran akan terjadi bila anak beekrja atau menangani tugas yang belum dipelajari, namaun tugas tersebut masih dalam jangkauan anak yang disebut dengan zone of proximal development (daerah tingkat perkembangan sedikit di atas aerah perkembangan seseorang sendiri. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan dan kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi terserap dalam individu tersebut.

B. CIRI – CIRI TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Beberapa ahli konstruktivisme terkemuka berpendapat bahwa pembelajaran yang bermakna itu bermula dengan pengetahuan atau pengalaman awal pada murid.

Rutherford dan Ahlgren berpendapat bahawa murid mempunyai ide mereka sendiri tentang semua hal, di mana ada yang betul dan ada yang salah. Jika pemahaman dan miskonsepsi ini diabaikan atau tidak ditangani dengan baik, pemahaman atau kepercayaan asal mereka itu akan tetap kekal walaupun dalam pemeriksaan mereka mungkin memberi jawapan seperti yang dikehendaki oleh guru.

John Dewey menguatkan lagi teori konstruktivisme ini dengan mengatakan bahawa pendidik yang cakap harus melaksanakan pengajaran dan pembelajaran sebagai proses menyusun atau membina pengalaman secara lanjut/kontinyu. Beliau juga menekankan kepentingan penyertaan murid di dalam setiap aktivitas pengajaran dan pembelajaran.

Dari perspektif epistemologi yang disarankan dalam konstruktivisme fungsi guru akan berubah. Perubahan akan berlaku dalam teknik pengajaran dan pembelajaran, penilaian, penyelidikan dan cara melaksanakan kurikulum. Sebagai contoh, perspektif ini akan mengubah kaedah pengajaran dan pembelajaran yang menumpu kepada kejayaan murid meniur dengan tepat apa saja yang disampaikan oleh guru kepada kaedah pengajaran dan pembelajaran yang menumpu kepada kejayaan murid membina skema pengkonsepan berdasarkan kepada pengalaman yang aktif. Ia juga akan mengubah tumpuan penyelidikan daripada pembinaan model daripada kaca mata guru kepada pembelajaran sesuatu konsep daripada kaca mata murid.

PENERAPAN TEORI BELAJAR KONTRUKTIVISME

DALAM PEMBELAJARAN IPS

TENTANG PENGARUH CUACA TERHADAP MANUSIA

A. TOPIK

Pandangan kaum Kontruktivistik meyakinkan bahwa tiap individu mempunyai modal dasar dalam pemikiran dan pengetahuan yang akan dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. Tema yang diangkat mengenai “Pengaruh Cuaca Terhadap Kehidupan Manusia”, hal ini dapat dilihat dengan membandingkan pengalaman siswa sehari – hari sebagai contoh mengapa orang memakai kain yang tipis pada waktu panas dan sebaliknya, serta berbagai contoh lainnya mengenai hal ini.

Guna lebih memberikan warna dalam proses pembelajaran, metode pembelajaran dibuat agar anak dapat meluapkan sebagian besar ide – ide dan pengalamannya terutama dalam diskusi kelas dan metode demonstrasi.

B. SKENARIO PEMBELAJARAN

1. Indikator Ketercapaian

i. Menemutunjukan arti istilah cuaca

ii. Menemutunjukkan pengaruh cuaca bagi kehidupan manusia

iii. Menunjukan pengaruh cuaca bagi kehidupan manusia

2. Metode Pembelajaran


i. Ceramah

ii. Tanya jawab

iii. Demonstrasi

iv. Diskusi kelas


3. Skenario Pembelajaran

i. Kegiatan Awal

a. Apersepsi (siswa menjawab pertanyaan guru tentang pengaruh cuaca terahadap proses kehidupan manusia)

ii. Kegiatan Inti

a. Siswa mengamati suasana lingkungan di tengah lapangan upacara tentang suasana cuaca hari ini melalui jendela

b. Siswa mendengar penjelasan guru tentang pengaruh pengertian cuaca

c. Siswa menentukan penyebab mengapa cuaca dapat mempengaruhi kehidupan manusia secara bergantian

d. Siswa memberikan contoh kehidupan manusia yang dipengaruhi oleh cuaca secara bergantian

e. Siswa melakukan teknik bermain peran tentang bagaimana cara orang yang  bertahan/beradaptasi di tengah cuaca dingin

f. Siswa melakukan teknik bermain peran tentang bagaimana cara orang yang  bertahan/beradaptasi di tengah cuaca yang panas

g. Siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini tentang pengaruh cuaca terhadap kehidupan manusia

iii. Kegiatan Akhir

a. Siswa merangkum materi pembelajaran hari ini

b. Tindak lanjut berupa penugasan siswa untuk mencari sebuah artikel di media cetak yang berhubungan dengan perubahan cuaca

KESIMPULAN DAN SARAN

Pembelajaran yang berhaluan pada pandangan Konstruktivisme menjadikan anak didik sebagai objek pembelajaran aktif dan lebih berkembang dalam penambahan  pengatahuan pada anak.

Hal tersebut di atas dapat kita sadari karena dunia anak sebagaimana dicetuskan salah satu tokoh pendidikan anak “play is children’s work”, guru secara alamiah akan ikut terhanyut dalam suasana bermain anak. Materi pembelajaranpun harus disesuaikan dengan kondisi anak bukanlah prinsip tabularasa yang memandang anak sebagai objek kosong belaka.

Kurikulum Pendidikan di Indonesia rupaya sudah mulai dapat beradaptasi dengan keadaan ini untuk mengembangkan dan mempraktekkan teori yang berhaluan pada anak didik walaupun pada kenyataan di lapangan, teori ini kurang berhasil untuk dilaksanakan, terutama untuk menyesuaikan keadaan fisik dan pengetahuan serta media yang sesuai dengan prinsip ini.

Pemerintah melalui lembaga yang menaungi bidang pendidikan harus mulai terbuka dengan keadaan yang terjadi saat ini. Dengan KTSPnya tidaklah dapat dilaksanakan amanah yang berat kepada guru sebagai pelaksana pembelajaran yang secara langsung bertatap muka dengan anak didik.

Dengan memperhatikan sarana dan prasarana yang memadai proses pembelajaran akan berhasil tentunya dengan dukungan dari berbagai pihak demi tercapainya cita – cita pendidikan yang luhur

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Linda. “Metode Praktis Pembelajaran-Berbasis Multiple Intelligences.” Jakarta: Intuisi Press. 2005

De Porter, Bobbi dkk. “Quantum Teaching.” Bandung: Yayasan Kaifa. 2007

Mukhtar dkk. ” Metode Pembelajaran Yang Berhasil.” Jakarta: CV. Sasama Mitra Suksesa. 2002

Purwanto, Ngalim. “Ilmu Pendidikan – Teoritis dan Praktis.” Bandung: Remaja Rosdakarya. 1995

Rose, Collin dkk. “Accelerated Learning – for 21st Century.” London: Judy Piatkus Press. 1997

Trianto. “Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.” Jakarta: Prestasi Pustaka. 2007

www.dunia-pendidikan.com

www.tokoh-indonesia.com

www.wikipedia-indonesia.com

About muhammad fajri

manusia hidup untuk berusaha, dengan berusaha manusia akan hidup dan dengan berusaha pula manusia akan dapat menghidupi dirinya sendiri dan orang lain

Posted on 16 April 2009, in education and tagged , , . Bookmark the permalink. 12 Komentar.

  1. Mohon izin dan ngopas, sy ngambil manfaat tulisan Mas MF ini, sangat membantu dalam mengerjakan tugas makasih banget ….

  2. Buku “Model-Model Pembelajaran Inovatif Berbasis Konstruktivis” bisa didapat dimana ya? saya sudah cari ke mana2 tapi belum ketemu. Mohon dibalas ya, saya butuh sekali untuk referensi skripsi saya. terimakasih 🙂

  3. maaf mas, izin copas yaa. hehehe

  4. materinya sangat membantu… oya saya butuh pembahasan pembelajarn IPS secara komprehensif… mungkin mas fajri bisa bantu saya

  5. saya sangat terbantu. terima kasih

  6. maaf sy ngambil mudah-mudahan di perbolehkan…. saya lagi mengerjakan tugas butuh sekali….. makasih banget ….

Tinggalkan Balasan ke muhammad fajri Batalkan balasan